MELAKSANAKAN UPACARA TAWUR KESANGE TAHUN BARU CAKA 1941 DESA PAKRAMAN PENGULON

11 Maret 2019 10:16:28 WITA

Rabu, 6 Maret 2019. Desa Pakraman Pengulon Kecamatan Gerokgak melaksanakan Ritual Tawur Kesange Tahun Baru Caka 1941. Ritual Tawur Kesanga/pengerupukan digelar satu hari jelang Hari Raya Nyepi. 

 

Makna "Tawur Agung Kesanga".

Tawur Agung Kesanga Menurut petunjuk lontar "Sang-hyang Aji Swamandala" adalah termasuk upacara Butha Yajña. Yajña ini dilangsungkan manusia dengan tujuan membuat kesejahteraan alam lingkungan. Dalam Sarasamuscaya 135 disebutkan, untuk mewujudkan Catur Warga, manusia harus menyejahterakan semua makhluk (Bhutahita).

"Matangnyan prihen tikang bhutahita haywa tan mâsih ring sarwa prani."

Artinya:

Oleh karenanya, usahakanlah kesejahteraan semua makhluk, jangan tidak menaruh belas kasihan kepada semua makhluk.

"Apan ikang prana ngaranya, ya ika nimitang kapagehan ikang catur warga, mâng dharma, artha, kama, moksha."

Artinya:

Karena kehidupan mereka itu menyebabkan tetap terjaminnya dharma, artha, kama dan moksha.

Bhuta Yajña (Tawur Kesanga) mempunyai arti dan makna untuk memotivasi Manusia secara ritual dan spiritual agar alam senantiasa menjadi sumber kehidupan.

Tawur Kesanga juga berarti melepaskan sifat-sifat serakah yang melekat pada diri manusia. Pengertian ini dilontarkan mengingat kata "tawur" berarti mengembalikan atau membayar. Sebagaimana kita ketahui, manusia selalu mengambil sumber-sumber alam untuk mempertahankan hidupnya.
Perbuatan mengambil akan mengendap dalam jiwa atau dalam karma wasana. Perbuatan mengambil perlu dimbangi dengan perbuatan memberi, yaitu berupa persembahan dengan tulus ikhlas. Mengambil dan memberi perlu selalu dilakukan agar karma wasana dalam jiwa menjadi seimbang. Ini berarti Tawur Kesanga bermakna memotivasi ke-seimbangan jiwa. Nilai inilah tampaknya yang perlu ditanamkan dalam merayakan pergantian Tahun Caka 1941. 

 

Dalam prosesi Tawur Kesanga yang bertempat di Perempatan Desa Pengulon, Kecamatan Gerokgak, setelah Umat Hindu/perwakilan dari Kelian Desa Pakraman Pengulon selanjutnya Ritual diakhiri dengan pawai ogoh-ogoh pada jam 18:00 Wita dan Berakhir Pukul 22:00 Wita.


Ogoh-ogoh adalah karya seni patung dalam kebudayaan Bali yang menggambarkan kepribadian Bhuta Kala. Dalam ajaran Hindu Dharma, Bhuta Kala merepresentasikan kekuatan (Bhu) alam semesta dan waktu (Kala) yang tak terukur dan tak terbantahkan.  Bhuta Kala digambarkan sebagai sosok yang besar dan menakutkan, biasanya dalam wujud Rakshasa. 

Pementasan atau mengarak ogoh-ogoh berupa simbul bhuta kala yang menggambarkan sifat -sifat buruk yang ada di alam semesta. Ritual simbol tersebut untuk mengusir roh jahat yang nantinya dibakar.

Dalam hal pengamanan, pihak Pemerintah Desa dan Prajuru Desa Pakraman menerjunkan LINMAS, BANSER, dan Pecalang dibawah arahan Bhabinkamtibmas dan Babinsa Desa Sepang untuk memastikan arak-arakan ogoh-ogoh berlangsung dengan aman, tertib dan kondusif.

Komentar atas MELAKSANAKAN UPACARA TAWUR KESANGE TAHUN BARU CAKA 1941 DESA PAKRAMAN PENGULON

Formulir Penulisan Komentar

Nama
Alamat e-mail
Komentar
 

Layanan Mandiri


Silakan datang / hubungi perangkat Desa untuk mendapatkan kode PIN Anda.

Masukkan NIK dan PIN!

Media Sosial

FacebookYoutubeInstagram

Statistik Kunjungan

Hari ini
Kemarin
Jumlah Pengunjung

Lokasi Pengulon

tampilkan dalam peta lebih besar